Sunday, December 7, 2008

Dar!

Bak agen rahasia aku mengintai sosok magis itu dari ekor mataku. Tidak ada yang tahu mata ini mungkin hampir juling dibuatnya. Namun, seberapa perih mata ini berakomodasi--naluriku tetap hanya tertuju pada dia.

Perasaan ini, sejujurnya, begitu menggelitik. Tidak lagi murni tetapi sudah ke tahap kronis. Aku hampir mati penasaran olehnya. Detak jantungku memburu seperti berada di tepian jurang tak berujung. Seluruh indraku terpacu menghentak adrenalin untuk bekerja berkali lipat dari biasanya. Ketegangan ini tak mengendurkan apapun. Seiring pendengaranku menangkap desah angin yang membawa suaranya masuk ke dalam hatiku, saat itu pula nafas ini hampir pada batasannya.

Dar!Dia tersenyum.
Tersenyum langka hingga semestaku berteriak heboh akan momen itu.
Aku menagkapnya.
Membungkusnya.
Mendekapnya untuk ku bawa serta dalam tidurku.
Penawar mimpi burukku.
Malam ini ku hanyutkan diriku dalam buaian itu.

Dar! Lagi-lagi dia tertawa.
Rasanya menyenangkan sekali. Aku menggila olehnya

No comments: