Sunday, October 17, 2010

Konversasi Hari Minggu

Minggu pagi, 17 Oktober 2010.
Mata masih penuh dengan lem blobok, sisa-sisa iler semalam, nyeri sariawan di tenggorokan yang entah kapan sembuhnya, rambut pun masih acak-acakan. Pagi di hari Minggu yang lain untuk bersantai dengan keluarga--kebetulan kakak perempuan pulang kampung. Kegiatan pagi dimulai dengan mengirim pesan elektronik ke sahabat yang besok mau dipendadaran. Atau begitu rencananya dalam minggu ini.

Cerita bergulir, canda tawa biasa. Saling mengejek juga sudah biasa. Begitulah berkawan dengannya kami bak sepasang kekasih tak saling mengasihi. Oppsss, biar tidak salah sangka lagi--saya dan partner in crime saya ini sama-sama perempuan. Bersahabat dengan spesimen dari jenis kelamin yang sama adalah hal yang terbaik dalam hidup saya.

Begitulah, hari Minggu pagi--dengan bau naga dari mulut yang menguar kami berbagi cerita. Pembelaan soal cerita cinta saya yang terdramatisir. Saya selalu bahagia dengan proses--bersamanya di dalam cerita kami. Entah happy ending atau tidak. Aku tidak lagi berharap. Tidak ada lagi yang digantungkan, tidak ada lagi drama, tidak ada lagi derai kisah dongeng. Saya mencoba menjadi realis yang menghadapi hari demi hari, setelah semuanya, belajar lagi bersentuhan dengan kenyataan, dan lebih mencintai lagi diri sendiri.

Hidup kadang tidaklah terlalu istimewa. Yang spesial hanyalah sinetron kejar tayang setiap malam. Aku, terkadang ingin se-istimewa itu seperti para aktor yang selalu mendapatkan kisah cerita sempurna penuh dengan kejutan.

Namun, perbincangan kami--saya dan sahabat via pesan elektronik, adalah drama yang kami lakoni. Biasa. Konversasi hari Minggu tentang kehidupan kami, friksi biasa, drama yang datar, dan Ayu Dipta Kirana yang sedang mencoba jadi seorang realis.

Selamat Hari Minggu!
:)

No comments: