Saturday, August 15, 2009

I draw some rough future

Pernahkah meragukan masa depanmu sendiri? Well, aku mungkin sedang meragukan hidupku sendiri. Agak parah juga karena ini berarti tidak mempercayai kemampuan diri sendiri untuk hidup. My future path has just coming more rough day after day. Maybe it's just because myself who don't wanna to move out from comfort zone.

Beberapa tahun, sejak sepenggal konversasi dengan mbak indit--terlintas kata 'comfort zone'. Aku menyukainya, tidak ingin meninggalkannya. Namun, beberapa bulan belakangan lagi pikiran-pikiran baru yang menghinggapi kayak lalat--menganggu. Sungguh itu menganggu. Itu juga jadi semacam sinyal buat bahwa aku bergerak menuju tingkat kedewasaan dari sebelumnya. Kecerdasaan emosional yang tidak ku duga bakalan datang.

Apakah ini dilema 20 tahun? Bahkan sebelum aku menuliskan angka '20' aku baru mengingat bahwa umurku sudah mencapai sana. Seharusnya ini hanya awal dari hidupku yang bisa ku lukiskan jadi jauh lebih menarik lagi dari sebelumnya.

Aku hanya tidak bisa memutuskan untuk bergerak kemana. Ada yang memberatkan langkahku; semacam ego gila-gilaan. Tetapi ada pula rasio bahwa keadaan ini pasti akan berubah, siap atau tidak. Mendadak aku mengingat kata-kataku sendiri yang ku ucapkan ketika lulus SMA. Dunia berubah, siap atau tidak. Dulu ku bilang pada diriku sendiri, aku akan kuliah dan kehilangan waktu-waktu yang sangat kekanak-kanakan seperti ketika masih sekolah.

Dari kemaren otakku yang sangat jealousy ditambah keadaan comfort zone ku ini, lalu akan kemana?

No comments: