Dear Kamu,
Iya, kamu. Ku harapkan
sampai juga surat ini untuk kamu baca. Kamu yang ku maksudkan sebetulnya jamak.
Tapi aku ingin membuat ini kedengaran lebih personal.
It’s been rough months for me. Perjalanan kilat dari berbagai daerah, hutang yang
menumpuk untuk dikerjakan dan waktu yang terus memburu. Rasanya seperti
dihantui. Beberapa bulan ini sungguh terasa melelahkan buatku. Meskipun, memang
rasanya aku kedengaran sangat manja dengan pekerjaan tak seberapa apabila dibandingkan
dengan kamu. Tetapi, aku sesak nafas dengan semua yang menghampiriku beberapa
bulan ini. Hingga puncaknya adalah malam ini. Aku tak tahu hantu mana yang
menyambarku hingga membuatku kesetanan. Aku benar-benar bukan diriku sendiri.
Aku tersesat dalam dimensi ruang kepalaku yang tidak menawarkan jalan apapun
selain hanya tinggal dan menikmati begitu saja. Tanpa perlu repot-repot , tanpa
tahu bahwa yang ku lakukan, keegoisan ini sungguh sangat melukaimu.
Aku tersesat
dalam dunia kecil yang kubentuk sendiri. Aku tak punya keberanian untuk pergi
dan memperbaiki segalanya. I messed things up. Dan sungguh, karena egoku
pula aku menyakitimu.
Malam ini, satu pertanyaan besar menamparku dengan hebatnya.
‘Apakah aku punya hati?’. Dulu pertanyaan ini kedengaran sangat corny buatku.
Namun, ketika kamu bertanya balik padaku, aku pun meraba-raba di dalam
kedalaman diriku ini. Apa aku punya perasaan itu? Apa aku punya hati?
Maafkan aku yang telah berulang kali mengingkari janji
hingga tak dapat dipercaya sedikitpun, maafkan aku telah mematahkan hatimu karena
rasa takutku, maafkan aku atas semua keegoisanku, maafkan aku yang tak punya
banyak waktu untuk memahami kamu barang sebentar saja, maaf karena aku
membuatmu harus menangis dan marah sekaligus. Maaf karena aku tak mampu berbuat adil dan imbang dalam kehidupan kita.
Maaf saja tak
cukup, pengandaian saja mungkin tak berarti. Tapi, aku ingin kamu tahu bahwa
rasa penyesalanku begitu besar. Meskipun kini aku masih mencari hati dan
perasaanku yang entah berceceran dimana, namun permintaan maafku ini hadir dari
lubang yang berasal dari hatiku yang mungkin belum ketemu ini.
Aku harapkan
masih belum terlambat untuk mengulang kembali dan memperbaiki segalanya.
30 Mei 2014
Dari aku untuk kamu